
Bintang Nusantara com – Dari ssebagian besar warga masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, dengar nama Koperasi Simpan Pinjam (KSP) RIAS sesuatu yang tidak asing lagi. Dengan kantor pusat yang berdiri megah berada di wilayah Kecamatan Purwodadi.
Koperasi ini hampir memiliki perwakilan atau cabang di tingkat Kecamatan, juga disebagian desa di wilayah Kabupaten Musi Rawas.Sekilas terlihat KSP RIAS ini cukup maju berkembang pesat dan adem-adem saja.
Hampir tidak pernah terdengar ada isu-isu negatif yang mencuat ke permukaan. Tak heran jika menurut informasi anggotanya mencapai hingga puluhan ribu, termasuk beberapa sekolah yang ikut menjalin mitra dengan koperasi ini.Namun siapa sangka di balik penilaian keberhasilan atau kesuksesan tersebut, diduga menyimpan borok ketidak-beresan.
Wajar dugaan bangkrutnya KSP RIAS ini pun mengejutkan para nasabah plus anggota. Mengingat Koperasi ini selama ini dianggap cukup mumpuni dalam memanajemen perkoperasian. Kini berubah menjadi momok pembuat keresahan bagi ratusan bahkan ribuan anggotanya.
Seperti disampaikan oleh salah satu anggota koperasi ini kepada Wartawan Media Radar Nusantara News.”Koperasi RIAS Gagal Membayar Hak Kami Sebagai Anggotanya. Bukan cuma puluhan tapi kita perkirakan ribuan anggota. Sementara dari pihak RIAS minta tempo dengan berbagai alasan. Kami kawatir kalau jatuh tempo yang sudah ditentukan awal bulan Juni ini meleset. Sedangkan ini sudah masuk awal bulan Juni, Pak… Mau dituntut kemana hak kami nanti,” ujar salah seorang anggota Koperasi ini mengungkapkan keresahannya,
Kamis (01/06/2023).Hal yang sama juga disampaikan oleh anggota lainnya kepada Wartawan, bahwa beberapa waktu sebelumnya, sudah diadakan pertemuan dengan pihak manajemen KSP RIAS. Namun dalam pertemuan tersebut, bukannya dalam rangka pembayaran hak daripada anggota.
Akan tetapi hanya sekedar memberitahu bahwa pembayaran tidak dapat direalisasikan dengan berbagai alasan. Kesimpulan dari hasil pertemuan tersebut hanya minta tempo pembayaran di awal bulan Juni atau bulan ini.Di informasikan juga, jika sekolah-sekolah yang bermitra dengan koperasi, juga ikut jadi tumbal. Uang tabungan anak didik sekolah tersebut tidak bisa dicairkan sampai detik ini. Padahal di masa-masa pendaftaran atau di masa penaikan kelas, seperti sekarang ini, uang tersebut cukup dibutuhkan.
Terkait hal ini Hendri Jaya, SP salah satu tokoh pemuda setempat, di waktu yang bersamaan saat ditemui Wartawan Media Radar Nusantara News dikediamannya menyebutkan, dalam waktu dekat akan mendata berapa jumlah pasti anggota yang jadi korban di koperasi ini. Berbagai unsur dan elemen masyarakat akan berupaya mengejar pertanggungjawaban pihak KSP RIAS.
Di lain tempat Binsar Siadari, Ketua DPW Lembaga Garuda Sakti Provinsi Sumatera Selatan, kepada Media Radar Nusantara News juga mengatakan, melalui lembaganya akan melaporkan terkait dugaan pengabaian tanggungjawab oleh pihak KSP RIAS terhadap anggota atau nasabahnya ke Aparat Penegak Hukum (APH).
Bilamana tidak ada tindak lanjut terkait kewajiban pihak KSP RIAS sebagaimana tanggungjawabnya untuk membayar yang merupakan hak anggota dan nasabahnya. Selain kita akan laporkan ke Aparat Penegak Hukum, bersama LSM dan para anggota dan nasabah koperasi RIAS, kita akan gelar aksi secara besar-besaran. 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐧𝐭𝐮𝐭 𝐡𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐞𝐬𝐚𝐤 𝐩𝐢𝐡𝐚𝐤 𝐊𝐞𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐠𝐢𝐥, 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐤𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐠𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐩𝐞𝐣𝐚𝐛𝐚𝐭-𝐩𝐞𝐣𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐊𝐒𝐏 𝐑𝐈𝐀𝐒 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐠𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐨𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐢
Sumber : radar nusantara news