Bintang Nusantara com – Medan Pesantren Ar – Raudlatul Hasanah boleh dikatakan salah satu pesantren terbesar di Medan mungkin juga untuk ukuran Sumatera Utara.
Pesantren yang berlokasi di Jl. Setia Budi Simpang Selayang Medan Tuntungan hari ini 18 Oktober 2022 berusia sudah 40 tahun.
Pendidikan di Pesantren ini cukup menarik karena berkiblat pada sistem modern.
Kilas balik Pesantren ini berawal dari pengajian kecil, dengan kondisi dan kebutuhan akan tempat ibadah yang sangat mendesak.
Bermula dari wakaf H. Ahkam Tarigan dan H Mahdian Tarigan seluas lk 4.432.5 M2 berangsur-angsur terus berkembang hingga sekarang mencapai lebih 10 Ha.
Secara resmi pesantren Raudlatul Hasanah berdiri 1 Muharam 1403 H / 18 Oktober 1982 M dengan tingkat pendidikan Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) perpaduan KMI Gontor dan sekolah
Normal Islam Padang panjang dengan model Pendidikan Pesantren di Jawa.
Para santri dan santriwatinya mondok di pesantren selama 24 jam dengan sistem pendidikan Long life Education.
“Apa yang dilihat, apa yang di dengar, dan apa yang dirasakan adalah pendidikan”.
Di usia yang ke 40 Pesantren Raudlatul Hasanah, satu kehormatan bagi KH. Muhammad Nuh, MSP dan rombongan mendapat undangan sekaligus berceramah dihadapan Ketua Umum Badan Wakaf Pesantren Drs H. mohd Ilyas Tarigan, Pimpinan Pesantren Ir.H Achmad Prana Rulianto Tarigan, Direktur Pesantren KH Solihin Adin, S,Ag, MM
Ketua STIT Dr.KH Rasyidin Bina, Para Wakil Direktur, Para Kepala Bidang, dan tamu undangan
Terutama dihadapan 3600 an santri dan santriwati serta ratusan guru dan undangan.
Dibawah guyuran hujan sebagai rahmat Allah selasa malam Ust. Muhammad Nuh memulai tausyiahnya dengan memuji Allah dan Rasul serta mendoakan seluruh yang hadir agar diberikan kesehatan dan ke imanan.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah keada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
Negeri kita Indonesia saat ini tidaklah baik-baik saja, Indonesia saat tengah di persimpangan jalan, betapa tidak lihatlah kondisi carut marut yang ditampilkan oleh petinggi negeri ini.
Nuh mencontohkan Polisi dulu menangkap, dan sekarang polisi yang di tangkap, dulu.. Hakim memvonis sekarang kenyataannya hakim yang di vonis.
Dari gemerisiknya negeri ini untung masih banyak ulama, kyai, para ustadz, ustadzah yang masih berkomitmen mendidik anak-anak negeri, seperti yang dilakukan pesantren Ar- Raudlatul Hasanah,” ujar Nuh.
Kita tahu kemerdekaan Indonesia yang diperjuangkan dengan darah dan nyawa adalah andil besar umat Islam, andil besar pesantren, andil besar para ulama , ustadzd, kiyai dan kaum muslimin, dan muslimat bersama elemen masyarakat dan anak negeri lainnya yang mincantai Indonesia dengan segenap jiwa raganya.
Tentu ini sejalan dengan Firman Allah yang disampaikan Rasul yang mulia di Surah At-Taubah ayat 122 berbunyi:
Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya.
Kandidat Doktor Ust Qosim Nurseha Dzulhadi selaku pembawa acara memandu penyerahan cendramata dari ketua Badan Wakaf Pesantren kepada H. Muhammad Nuh, dan sekaligus menitip pesan kepada Anggota DPD RI Perwakilan Sumatera Utara ini, agar berkhidmat untuk negeri termasuk rencana pembangunan gedung Cordoba peletakan batu pertama dilaksanakan pagi hari yang sama.(Hadi Purba)